Tampilkan postingan dengan label sekata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sekata. Tampilkan semua postingan

Sabtu, April 23, 2022

588 ㅡ Bibliofil.

Aku, bibliofil. Aku mencintai buku bagai itu adalah hati yang harus aku jaga. Aku hanyalah satu dari sekian banyak kutu buku yang lahir di muka bumi. Dengar-dengar kau juga, ya? Bagaimana kalau kita mulai berbagi cerita?

Salam hangat,
Senjakala.

Jumat, April 22, 2022

587 ㅡ Mabuk.

Berdusta sudah, apabila dua anak semesta yang pertama kali berjumpa di kedai alkohol menuturkan; mereka enggan bersahabat baik dengan mabuk. Lupa diri hingga hilang sadar kadang-kadang diperlukan agar bisa kembali waras.

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, April 21, 2022

586 ㅡ Penat.

Adakalanya kehendak untuk berhenti berdikari dipeluk erat-erat, tetapi segala-galanya berakhir hanya mencipta penat. Apakah kali ini diperkenankan semesta untuk sejenak duduk berduaan dengan seorang kawan di negeri orang?

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, April 20, 2022

585 ㅡ Bersalah.

Sekali lagi, apabila tak ingin kedengaran, baiknya jangan bicara sembarangan. Apabila berbicara seenaknya, berarti siap dihantui rasa bersalah selama-lamanya.

Salam hangat,
Senjakala.

Selasa, April 19, 2022

584 ㅡ Sembarang.

Akhir kata, aku sampaikan; jangan sekali-sekali kau sentuh satu pun kelopak pada kembang-kembang yang bermekaran cantik di taman kembangku. Memetik tanpa izin lalu membuang ke sembarang tempat adalah sebuah bentuk benci. Ingat-ingat saja, suatu hari nanti datanglah kembali ke hadapanku untuk meminta pengampunan. Tentu, aku pasti akan mengampuni, tetapi aku tidak berniat melupakan.

Salam hangat,
Senjakala.

Senin, April 18, 2022

583 ㅡ Keterpurukan.

Aku tahu segalanya yang kau perbuat di belakangku. Aku tahu semua, tetapi aku enggan membuka suara. Biar kita belajar dari kesalahan masing-masing dan bangkit dari keterpurukan akibat perbuatan masing-masing. Aku bukan penguasamu. Kau pun jauh dari itu.

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, April 17, 2022

582 ㅡ Maklumat.

Aku di sini hanya sebagai pengingat untuk menyebarluaskan maklumat. Apabila tidak sesuai, maka tinggalkan. Apabila sesuai, maka ketahuilah aku tidak tidur bahkan saat kau terlelap.

Salam hangat,
Senjakala.

Sabtu, April 16, 2022

581 ㅡ Sangsi.

Awalnya aku sangsi untuk percaya. Namun, lambat laun aku sadar semuanya akan kembali berlabuh pada keputusanku seorang. Apabila aku mengamini dan mengimani berbagai cinta, maka semua harapanku pasti akan terwujud; cepat atau lambat. Apabila aku mengamini dan mengimani berbagai benci, maka semua keburukan pasti akan berulang kali singgah ke dalam kehidupanku utuk mengajarkanku sesuatu.

Salam hangat,
Senjakala.

Jumat, April 15, 2022

580 ㅡ Menangis.

Ada yang pernah mengatakan kepadaku; perlakukanlah orang-orang di sekelilingmu dengan buruk, maka jangan menangis saat semesta memperlakukanmu sama buruknya dengan itu.

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, April 14, 2022

579 ㅡ Sebaik-baiknya.

Ada yang pernah mengatakan kepadaku; apabila kau ingin diperlakukan baik, maka perlakukanlah orang-orang di sekelilingmu dengan sebaik-baiknya.

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, April 13, 2022

578 ㅡ Sebagaimana.

Ada yang pernah mengatakan kepadaku; apabila kau ingin dicintai, maka cintailah orang-orang di sekelilingmu sebagaimana kau ingin dicintai.

Salam hangat,
Senjakala.

Selasa, April 12, 2022

577 ㅡ Sejemang.

Duduklah sejemang lagi bersamaku. Teh manis kini telah menghangat; pertanda kita usai berada di penghujung acara. Sebentar, aku belum menuliskan beberapa hal yang barangkali penting untuk kita simak bersama. 

Salam hangat,
Senjakala.

Senin, April 11, 2022

576 ㅡ Disia-siakan.

Aku, Senjakala Merindu, hanyalah perempuan biasa yang setiap hari bersibuk mencari bahagia di antara miliaran luka. Aku, Senjakala Merindu, bukanlah insan luar biasa yang pantas dielu-elukan namanya. Oleh karena itu, aku persilakan namaku dihapus, wajahku dicoreng, dan eksistensiku disia-siakan.

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, April 10, 2022

575 ㅡ Perdamaian.

Tidak apa-apa, ini jalan hidup masing-masing. Aku bukan sahabatmu yang mampu dengan gembira menggenggam tanganmu dan memeluk hatimu. Aku hanya berupaya mengajakmu berteduh di bawah atap rindang bertajuk perdamaian. Itu saja, tidak lebih. Walakin, pilihanmu benar ada di tanganmu sendiri.

Salam hangat,
Senjakala.

Sabtu, April 09, 2022

574 ㅡ Benci.

Mengapa? Lagi-lagi aku hendak berdiskusi empat mata denganmu. Mengapa banyak orang lebih memilih untuk menyakiti daripada mencintai? Mengapa banyak orang lebih memilih untuk menyuarakan benci daripada menyampaikan kasih? Mengapa kau menempatkan dirimu di antara orang-orang itu?

Salam hangat,
Senjakala.

Jumat, April 08, 2022

573 ㅡ Terang.

Aku, kau, kita, semua diciptakan untuk menikmati dunia. Bukankah dunia ini akan jauh lebih terang ketika kita bersama-sama memancarkan cahaya kasih? Bukankah dunia ini akan jauh lebih damai ketika kita bersama-sama merangkul satu sama lain dan saling mencintai?

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, April 07, 2022

572 ㅡ Sopran.

Bukan masalah. Sebenarnya tiada orang yang sudi menghabiskan energi untuk membawa sopran tinggi-tinggi. Lagi pula, siapa yang berada di pundak komedi?

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, April 06, 2022

571 ㅡ Busuk.

Aku tahu berkata buruk lebih mudah ketimbang memuji baik. Aku juga tahu kau anggap dinding-dinding di benteng indahmu itu tidak punya mulut untuk bicara lantang-lantang tentang topik-topik busuk yang kau rangkum apik-apik di dalam sana. Aku tentu saja tahu barangkali kau kira tiada satu insan pun berani bertandang ke rumahmu untuk menegur tingkahmu atau menguncir mulutmu.

Salam hangat,
Senjakala.

Selasa, April 05, 2022

570 ㅡ Kerikil.

Perlukah aku ingatkan? Melempar batu kerikil hingga batu besar kepada orang-orang yang kau anggap rendah tidak akan membuat dirimu terlihat hebat. Kau tidak akan naik pangkat, sebab bukan kau yang menentukan siapa-siapa saja yang rendah di dunia ini.

Salam hangat,
Senjakala.

Senin, April 04, 2022

569 ㅡ Memar.

Ini adalah pengingat bagimu dan bagiku, juga bagi siapa saja yang berminat membaca buku harian ini hingga akhir. Aku berusaha mengumpulkan keberanian untuk selalu menebar kasih dengan berlari tanpa khawatir tapak kaki tak beralas sepatu ini hancur berkeping-keping. Luka-luka memar bukan lagi menjadi masalah, sebab selama hidup aku telah ditempa untuk tumbuh berbeda dari insan-insan pada umumnya. Oleh karena itu, aku berani berdiri untuk melindungi mereka yang lemah.

Salam hangat,
Senjakala.