291 ㅡ Dia.

Dia beri afeksi semudah itu;

aku jatuh hati secepat itu.

Dia hadiahkan nyaman secukupnya;

aku berusaha maklumi semampunya.

Salam hangat,

Senjakala.

290 ㅡ Berbeda.

Kamu dan aku;

berbeda, tak menyatu.

Kamu penipu ulung;

aku hanya pemulung.

Salam hangat,

Senjakala.

289 ㅡ Sendiri.

Hidup milik sendiri;

berjuang tanpa henti.

Jikalau masih iri;

berlarilah tanpa kaki.

Salam hangat,

Senjakala.

288 ㅡ Curang.

Ingin teriak bilang curang;

sebab mereka lebih terang.

Aku sudah lelah berenang;

selalu hidup untuk berjuang.

Salam hangat,

Senjakala.

287 ㅡ Selesai.

Terbenturlah lama-lama;

hingga kian mulia.

Tanya kapan terbentuknya;

seselesainya semesta saja.

Salam hangat,

Senjakala.

286 ㅡ Akhir.

Di balik mampir yang kerap berakhir,

ada segudang pujangga cinta yang mahir.

Di sela hujan yang rintik-rintik,

ada sukma yang kecewa tak berkutik.

Salam hangat,

Senjakala.

285 ㅡ Musik.

Kehadiranmu;

bagai musik yang usik tenangku.

Kepergianmu;

bagai lagu yang merdu merindu.

Salam hangat,

Senjakala.

284 ㅡ Tenang.

Tenanglah, kamu,

hidup tak melulu;

soal tembang rindu,

kisah cinta ambigu.

Salam hangat,

Senjakala.

283 ㅡ Masih.

Sanubariku masih pucat pasi,

teringat telenovela tambatan hati.

Semestaku monokrom hari ini,

barangkali besok akan mati.

Salam hangat,

Senjakala.

282 ㅡ Menunggu.

Aku tidak di sini menunggu,

hanya untuk lihat kamu meragu.

Aku tidak di sana menanti,

hanya untuk dapati kamu berdalih.

Salam hangat,

Senjakala.

281 ㅡ Dilupakan.

Gampang, bukan ihwal mudah dilupakan;

apalah artinya sebuah tempat persinggahan.

Susah, bukan ihwal bergelung semalaman;

bagaimana ratapi nasib dalam kenestapaan.

Salam hangat,

Senjakala.

280 ㅡ Lelah.

Katanya lelah, tapi tetap berkelana;

bermaksud apa, tidak tahu juga.

Katanya sudah, tapi enggan melupa;

tertangkap basah, masih pikirkan dia.

Salam hangat,

Senjakala.

279 ㅡ Bunga.

Gugus bunga semesta mengembang;

menguar harum hadiahkan pangling.

Gugur layu asmara melabang;

mencari dersik enggan pulang.

Salam hangat,

Senjakala.

278 ㅡ Gelap.

Ternistakan dosa yang bubuhkan luka;

sejatinya mampukan diri tinggalkan derita.

Laksana pelita yang gantikan gelap gulita;

sekelebat jadi senja mampir bersihkan luka.

Salam hangat,

Senjakala.

277 ㅡ Bantu aku kuras isi kepala.

Relung hati penuh nan utuh;

berisi untaian kata bersama peluh.

Bantu aku kuras isi kepala;

agar jadi manusia waras biasa.

Salam hangat,

Senjakala.

276 ㅡ Perubahan itu mudah? Kata siapa.

Jika perubahan itu mudah,

semua insan bisa bahagia.

Oleh sebab susah,

maka jarang punya.

Salam hangat,

Senjakala.

275 ㅡ Hidup ini bagai teka-teki buat geli.

Hidup ini bagai teka-teki;

kadang buat tangisan lirih,

kadang buat tertawa geli.

Hidup ini macam misteri;

sering lupa sadarkan diri,

berakhir pura-pura mandiri.

Salam hangat,

Senjakala.

274 ㅡ Terungku ruang rindu.

Terungku ruang antara;

nyatanya dan katanya.

Terungku rindu antara;

meraba dan melupa.

Salam hangat,

Senjakala.

273 ㅡ Hasrat disekat waktu yang melekat.

Hasrat disekat waktu yang melekat;

berpendirian pada kata teramat nekat.

Terkutuk rutuk yang buat takluk;

terombang-ambing tak kenal lapuk.

Salam hangat,

Senjakala.

272 ㅡ Sajak orang gila.

Sajak orang gila;

berkelukur marah ihwal semesta.

Prosa tanpa nada;

berkobar merah dasar pujangga.

Salam hangat,

Senjakala.

271 ㅡ Katanya kesayangan? Katanya idaman?

Katanya kesayangan;

kerap dijaga dengan banyak aturan.

Katanya idaman;

dibiarkan lari tanpa diberi pegangan.

Salam hangat,

Senjakala.

270 ㅡ Jadilah bahan guyonan sang angkara.

Semenjana awak patah akibat omong kosong;

ciptakan relung hati sungguh bebas melompong.

Jadilah bahan guyonan sang angkara;

senantiasa dianggap teramat paling jenaka.

Salam hangat,

Senjakala.

269 ㅡ Ingar bingar kota jadi saksi atma kepalang rusak.

Ingar bingar kota jadi saksi atma kepalang rusak;

syahdan tolak mentah-mentah tiap insan yang masuk.

Kerlap kerlip pelita wujud eksistensi yang pantau presensi;

taruh atensi pada manusia payah yang enggan mencintai.

Salam hangat,

Senjakala.

268 ㅡ Pemanah hebat? Pecandu cinta? Katanya.

Katanya; pemanah hebat, ternyata tidak cukup kuat,

untuk temukan si dia yang entah di mana hatinya beralamat.

Katanya; pecandu cinta, ternyata tidak percaya suka,

untuk temukan siapa pemilik hati yang cuma fana adanya.

Salam hangat,

Senjakala.

267 ㅡ Pribumi durjana yang sejatinya acapkali kalah lawan semesta.

Hamba bertopeng nestapa tampak berbeda dari yang lainnya;

pribumi durjana yang sejatinya acapkali kalah lawan semesta.

Manakala sukma berhendak sebebasnya ambil alih adab;

malah kantongi fakta tak punya andil atas dunia biadab.

Salam hangat,

Senjakala.

266 ㅡ Hanyalah bagian dari tempias noda iri hati.

Dilayangkan prasangka bila abdi miliki sukma murni;

berpotensi kerap pancarkan belah kasih tanpa pamrih.

Nyata pada senarai bertajuk semesta kali ini;

hanyalah bagian dari tempias noda iri hati.

Salam hangat,

Senjakala.

265 ㅡ Memilih bertahan kendati jalan terseok-seok.

Enggan ratapi nasib demi tatap hari esok;

memilih bertahan kendati jalan terseok-seok.

Enggan suarakan gundah gulana yang hanya fana;

mantapkan hati tak perlu terlalu mencoba.

Salam hangat,

Senjakala.

264 ㅡ Rumpang-rampung yang tiada arti.

Rumpang-rampung yang tiada arti;

terbakar kobaran api ciptakan kepulan awan penuh asap abu-abu.

Tertatih-tatih bangkit dari mati;

tersandung miliaran pelik lantunkan semesta dalam jurnal kelabu.

Salam hangat,

Senjakala.

263 ㅡ Berhasil menang telak lawan semesta.

Berjanji tak mungkin gugur di tengah jalan;

bersedia langkahkan tungkai hingga capai tujuan.

Bernyanyi untuk manifestasikan masa depan penuh tawa;

berhasil menang telak lawan semesta.

Salam hangat,

Senjakala.

262 ㅡ Bergeraklah cepat, jadilah terhebat.

Tiada pernah ada kata terlambat;

teruntuk yang mau bergerak cepat.

Meski banyak yang buat leher tercekat;

tetap berjuang hingga jadi yang terhebat.

Salam hangat,

Senjakala.