Tampilkan postingan dengan label aku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aku. Tampilkan semua postingan

Jumat, Juli 08, 2022

664 ㅡ Seakan sedang memeluk seseorang.

Menghela napas perlahan-lahan, "Aku rindu ayahku." Apabila biasanya Senjakala akan melipat surat pertanyaan, kali ini sang juita memilih untuk mendekap secarik kertas tersebut seakan sedang memeluk seseorang.

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, Juli 07, 2022

663 ㅡ Ya seperti sangat aman dan nyaman.

"Mhm," berdeham sejemang guna merangkai jawaban dalam benak terlebih dahulu. "Aku tidak akan melupakan betapa hangatnya tangan mendiang ayahku ketika beliau menggenggam tanganku. Jikalau ditanya seperti apa rasanya; ya seperti sangat aman dan nyaman, seolah-olah Ayah tidak akan melepasku sampai kapan pun," kata Senjakala dengan teramat lugas.

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, Juli 06, 2022

662 ㅡ Tidak, aku tidak apa-apa.

"Tidak," dan menolak Senjakala menerima kalau hati mendadak sedih dibuat untaian kta yang barusan dibaca. "Aku tidak apa-apa," lantas terucap sebagai pengingat.

Salam hangat,
Senjakala.

Jumat, Juli 01, 2022

657 ㅡ Bangga dengan diriku yang pantang menyerah.

Malas menerangkan, maka akhir kata Senjakala Merindu menambahkan, "Aku bangga dengan diriku yang pantang menyerah."

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, Juni 30, 2022

656 ㅡ Entahlah, entah akan sampai kapan.

Geleng-geleng, tetapi pada akhirnya Senjakala Merindu memutuskan untuk benar-benar menjawab. Satu tarikan napas diambil sebelum mulai merangkai aksara.

"Aku suka dan bangga dengan caraku memandang dunia," katanya lugas. "Bagaimana menjelaskannya, ya? Intinya aku sudah mengenal diriku sendiri hingga rasanya dunia tak sekejam yang aku bayangkan," walakin sang juita kerap kali masih menjadi bahan guyonan semesta. Entahlah, entah akan sampai kapan.

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, Juni 29, 2022

655 ㅡ Apa yang tidak bisa aku banggakan dari diriku.

"Jujur akan lebih mudah menjawab jikalau pertanyaanya lebih ke arah; apa saja hal-hal yang tidak bisa aku banggakan dari diriku," kemudian Senjakala Merindu tertawa pelan, "tetapi kenyataannya aku diminta mengumbar kelebihanku. Sial, ini sangat sulit."

Salam hangat,
Senjakala.

Sabtu, Juni 25, 2022

651 ㅡ Apa aku berhenti saja melakukan ini?

"Apa aku berhenti saja melakukan ini?" terlontar dari birai ranum kala sepasang tungkai bergantian memijak permukaan bumi guna menyambangi rumah kaca.

Sedari tadi labium tak letih-letih berkomentar ihwal misi yang perlu dikerjakan hingga tujuh hari tanpa henti. Iya, apa lagi kalau bukan misi bercocok tanam.

Salam hangat,
Senjakala.

Kamis, Juni 23, 2022

649 ㅡ Alih-alih meratapi nasib.

Alih-alih meratapi nasib, Senjakala Merindu justru tertawa terpingkal-pingkal dibuat memori yang sekonyong-konyong hadir memenuhi pikiran bak tengah menonton sinema rendahan.

"Iya, karena sehabis itu," dengus sebal dibiarkan lolos, "ibuku diturunkan dari jabatan dan kehilangan pekerjaan. Semua disebabkan olehku yang memutuskan untuk membuka mulut."

Salam hangat,
Senjakala.

Rabu, Juni 22, 2022

648 ㅡ Adalah salah satu perbuatan paling berani.

"Mengarahkan jari telunjuk ke ibuku saat aku menjadi saksi di pengadilan," dan jeda diberikan sejenak sebelum Senjakala Merindu kembali melanjutkan, "adalah salah satu perbuatan paling berani yang pernah aku lakukan seumur hidupku."

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, Juni 12, 2022

638 ㅡ Haha, hidupku lucu, 'kan?

"Suatu hari di pertengahan bulan April di tahun 2012, aku melihat ibuku bercinta dengan seorang rekan kerja mendiang ayahku," cerita Senjakala dalam sopran berdesibel rendah. "Setelah kejadian itu, aku bisu tujuh bulan. Semua terjadi begitu cepat, tetapi juga terasa lambat di waktu yang sama. Saat bulan November datang, tiba-tiba saja ibuku yang bekerja sebagai jaksa diturunkan dari jabatan. Aku lantas tidak lagi punya sosok ibu yang bisa aku banggakan karena ibuku kabur ke Singapura bersama seorang hakim yang adalah rekan kerja mendiang ayahku. Selingkuhan ibuku itu hakim. Bisa-bisanya mereka berzinah di depan mataku. Haha, hidupku lucu, 'kan?"

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, Juni 05, 2022

631 ㅡ Setiap hari aku bertaruh mengalahkan keakuanku.

Giliran sepucuk surat menarik atensi. Dilitik satu demi satu aksara yang terangkai menjadi sebuah pertanyaan. Menarik. Kali ini pertanyaan yang disisipkan membuat Senjakala perlu memutar otak.

"Setiap hari aku harus bertaruh untuk mengalahkan keakuanku, dan setiap hari juga aku selalu saja kalah telak," jawabnya seolah-olah tengah bercerita dengan seseorang. "Harus aku akui, ego dan aku sudah menjadi satu. Setiap hari aku kehilangan akal karena egoku sering betul mengambil alih. Percaya padaku, aku masih terus berusaha memperbaiki itu."

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, Mei 29, 2022

624 ㅡ Menyatakan cinta, mencari pasangan dan menikah.

"Pertanyaan macam apa ini?" dan gelengan kepala menjadi reaksi selanjutnya. "Menyatakan cinta, mencari pasangan dan menikah," lalu Senjakala melempar surat tersebut ke sembarang arah, "bukan menjadi tujuan hidupku."

Salam hangat,
Senjakala.

Sabtu, Mei 28, 2022

623 ㅡ Mana mungkin ditolak, menyatakan cinta saja tak pernah.

Setiap kepala diberi mandat untuk menjawab pertanyaan yang tertera di sepucuk surat. Tanpa menunggu lebih lama, dibaca cepat-cepat seluruh rangkaian aksara yang tercatat rapi di sana.

"Aku?" Senjakala lantas mendengus. "Aku mana mungkin ditolak, menyatakan cinta saja tak pernah," imbuhnya pongah bersama gelak tawa yang pecah.

Salam hangat,
Senjakala.

Selasa, Mei 17, 2022

612 ㅡ Baiklah, aku harus mulai dari mana, ya?

"Baiklah, aku harus mulai dari mana, ya?" Tenggara hendak menjadi pendongeng dan Senjakala lantas mengaktifkan rungu dengan sempurna guna mencatat tiap-tiap cerita yang terlontar.

"Dari mana saja, tetapi jangan lama-lama," kata Senjakala dalam rangka berupaya pura-pura berusaha menyentuh ritsleting gaun malam yang tampak agak tembus pandang. "Aku berharap kau bisa langsung ke inti," dan belaian kembali dihadiahkan oleh Senjakala ke wajah mangsanya, "atau kau memang berencana membuatku menunggu?"

Salam hangat,
Senjakala.

Senin, Mei 16, 2022

611 ㅡ Rayuan sang nona berhasil menembus segala prediksi.

"Membuka apa?" tanya Tenggara seakan berbisik.

Senjakala tentu membalas tanya dengan jawab. "Membuka gaun malamku, misalnya."

Terdengar lantunan tawa ringan dari sisi Tenggara. Telah terlena wira mata keranjang itu, rayuan sang nona berhasil menembus segala prediksi.

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, Mei 15, 2022

610 ㅡ Aku yang akan menjadi teman kencanmu malam ini.

"Aku," sahut Senjakala tak kalah cepat dengan deru napas Tenggara. "Aku adalah perempuan yang kau pesan. Aku yang akan menjadi teman kencanmu malam ini. Jadi," lolos bersama jari jempol yang mulai memberi usapan-usapan sensual pada birai ranum basah milik insan di hadapan, "terbukalah padaku, maka aku juga akan membuka diriku untukmu."

Salam hangat,
Senjakala.

Sabtu, Mei 14, 2022

609 ㅡ Dan aku kemari untuk berkencan dengan seseorang.

"Mm?" Tenggara menggelengkan kepala. Maniknya tertutup setengah. "Kau kemari hendak mencari tahu soal perselingkuhan kekasihmu," lalu sejemang jeda datang, "dan aku kemari untuk berkencan dengan seseorang."

Salam hangat,
Senjakala.

Selasa, Mei 10, 2022

605 ㅡ Apa tadi aku sudah menyebutkan namaku?

"Mabuklah," bisik Senjakala tepat di telinga Tenggara. "Kau harus mabuk, Tenggara, agar aku bisa menggali informasi tentangmu."

Tenggara mengerutkan kening; sarat kebingungan yang mendalam. "Apa tadi aku sudah menyebutkan namaku?"

Salam hangat,
Senjakala.

Senin, Mei 09, 2022

604 ㅡ Esem tipis yang menggoda pun terlukis apik pada kanvas roman.

Esem tipis yang menggoda pun terlukis apik pada kanvas roman. Tenang, figur mungil Senjakala belum sempat dipangku oleh Tenggara. Sekarang nona muda itu tengah bersibuk mencekoki Tenggara dengan sejumlah gelas kecil alkohol.

"Sudah, sudah," dan Tenggara mengangkat sebelah tangan yang tapaknya diarahkan ke depan. "Aku bisa mabuk bahkan sebelum memulai," imbuhnya sambil mempertontonkan senyuman miring yang lebih kentara terlihat macam binatang di mata Senjakala.

Salam hangat,
Senjakala.

Minggu, Mei 08, 2022

603 ㅡ Karena kau cantik.

"Bukankah lebih baik kita mengobrol sambil minum-minum?" Senjakala meraih satu botol alkohol dan membukanya dengan mudah seolah-olah ia sengaja menampilkan kelihaian tangan.

"Benar juga, Purnama." Tenggara terbuai sehingga anak adam itu mengambil satu gelas kecil cairan berkadar alkohol tinggi dengan senang hati. "Karena kau cantik, maka aku bersedia langsung menenggak habis minuman ini."

Salam hangat,
Senjakala.