Harum kopi menguar,memanggilku keluar,agar pikiranku tak lagi liar,karena mataku berpendar,mencari dia yang tanpa sadar,menempatkanku di luar radar.Pahit seperti kopi,perihnya hati,yang tak sengaja tersakiti,oleh dia yang hanya meneliti,bukan ingin menempati,dan tak minat untuk berjanji.
Hanya itu yang aku punya. Tak ingin lagi dimanja, sebab semua hanya pura-pura menggunakan permainan kata. Iya, bukan? Oleh karena itu, sudahi saja. Selamat tinggal, Angan.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡