Teruntuk Senjakala (2030),
Selamat malam, Senjakala. Aku ingin bercerita tentang khawatir yang tak kunjung berakhir, bimbang yang membuat hati terguncang, air mata yang jatuh sia-sia, dan kepala yang begitu keras memikirkan tentang amarah. Jujur saja, aku sendiri tidak paham akan kekhawatiran apa yang aku rasakan saat ini. Aku yang selama ini selalu mengumandangkan perihal semua ada waktunya dan kita tidak perlu paham segalanya ini mendadak merasa ragu, dan butuh setidaknya seseorang sampaikan afirmasi yang sama.
Aku belajar dari apa yang aku rasakan beberapa hari belakangan ini. Ada momen saat aku merasa sepertinya aku tidak peduli, tetapi nyatanya aku peduli juga. Ada masa ketika aku merasa semua begitu berarti, tetapi ada pula kalanya aku jatuh dan merasa semua hanya mengundang perih. Aku sadar bahwa aku tidak sempurna. Maka dari itu, perlahan aku mulai mengkaji kembali akan semua perasaan yang berenang di kepalaku.
Aku duduk di dalam sebuah ruangan dengan meja kayu sebagai alas dari peta perasaan yang aku gelar. Satu demi satu perasaan khawatir dan bimbang kembali mengisi relung hati. Tetapi kali ini berbeda, sebab tampak banyak cabang yang membuat aku bisa melihat dengan lebih baik dan mendengar dengan lebih jelas. Sempat aku mengira, aku ini manusia yang paling egois. Sempat aku merasa, aku ini manusia yang sebenarnya paling tidak bahagia. Sempat aku melabeli diriku sebagai seseorang yang tidak pantas dicintai. Nyatanya aku hanya manusia biasa yang kadang bisa lemah. Nyatanya aku hanya sedang terlalu banyak berpikir. Mungkin aku harus kembali dan terus-menerus mengulang kalimat yang berisi; aku tidak perlu paham segalanya yang ada. Semesta bisa bekerja untuk diriku dan orang-orang yang aku cintai.
Melalui surat ini, aku ingin sampaikan beberapa hal yang aku rasakan. Semoga bisa jadi bekal untukmu kelak. Semoga bisa kamu baca kembali dan kamu yakini lagi, bahwa kamu pernah khawatir akan pilihan, kamu pernah bimbang akan masa depan, dan air matamu pernah jatuh tanpa sebab. Tapi kamu berhasil melewati semuanya. Aku yakin saat ini kamu sedang berdendang sambil bersenandung, karna hidupmu dipenuhi cinta kasih darimu kepada dunia dan dari dunia kepadamu. Kamu dicintai semesta. Maka dari itu, dengarkan curahan hati ini yang aku harap bisa membantumu terbang lagi saat melemah nanti.
Urusanmu bukan soal masa depan. Kamu hanya perlu percayakan kepada Tuhan. Semesta akan bekerja untukmu. Mereka yang sudah sepatutnya berjumpa, akan dipertemukan lewat jalan apa saja. Mereka yang sudah selayaknya bersama, akan diperkuat cintanya. Mereka yang sudah sepantasnya bersatu, akan dipersatukan Tuhan di waktu yang tepat. Urusanmu adalah soal menjalani kehidupan ini dengan penuh kepercayaan. Jangan meragu. Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja.
Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Tetapi dengan itu pula kamu diminta untuk tetap percaya dan berusaha menenangkan hati dari segala amarah. Bukan amarah kepada orang lain, tetapi pada dirimu sendiri. Ingatlah, kamu tidak perlu menjelaskan semuanya kepada dunia, sebab pada akhirnya hidupmu hanya milikmu. Kamu tidak perlu paham segalanya tentang semesta, sebab pada akhirnya semua cerita merupakan hadiah dari Yang Maha Kuasa. Kamu hanya perlu tenangkan dirimu. Katakan, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tuhan bisa beri kamu segalanya dalam satu waktu, dan Tuhan bisa renggut segalanya di waktu yang sama. Jadi, runduk ke bawah, Senjakala. Jangan terlalu sering menengadah. Nanti tengkukmu sakit. Itu hanya akan mengundang perih. Jangan pula dengarkan mereka yang berteriak, tetapi dengarkan isi hati yang berbisik, karena kamu yang paling tahu semua yang bisa membuatmu bahagia.
Apabila semua yang kamu lakukan saat ini membawa kebahagiaan untukmu, pertahankan. Jangan pernah meragukan cinta. Cinta itu murni. Kasih itu abadi. Perjuangkan, beri dukungan, dan jangan pernah biarkan semuanya hanya menjadi kenangan. Tenang, semua keraguanmu akan digantikan dengan kepastian. Semua kekhawatiranmu akan digantikan dengan ketetapan. Semua kekalutanmu akan digantikan dengan ketenangan batin. Oleh karena itu, kamu harus percaya, bahwa bila Tuhan sudah beri restu, pada waktu yang tepat semua akan berjalan seperti yang tertulis di dalam garis hidupmu.
Pertahankan misimu yang ingin mencari kebahagiaan batin di dunia ini. Pertahankan orang-orang yang masih setia menemani langkahmu. Pertahankan niat untuk menjadi penuh dalam kesederhanaan. Kamu pantas bahagia. Kamu layak dicintai. Ingat lagi, ya. Pada akhirnya, kamu bahagia karena kamu memang merasa bahagia. Bukan karena kamu membahagiakan orang lain. Bukan karena orang lain bahagia, maka kamu bahagia. Pertahankan keyakinanmu, bahwa semua akan baik-baik saja, dan masa depan yang bahagia akan menjadi hadiah luar biasa bagi yang percaya.
Orang yang kuat adalah dia yang mampu mempertahankan miliknya di hadapan banyaknya selera dan nilai yang ada di dunia. Jadilah orang yang kuat, Senjakala.
Dari Senjakala (2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡