Alih-alih meratapi nasib, Senjakala Merindu justru tertawa terpingkal-pingkal dibuat memori yang sekonyong-konyong hadir memenuhi pikiran bak tengah menonton sinema rendahan.
"Iya, karena sehabis itu," dengus sebal dibiarkan lolos, "ibuku diturunkan dari jabatan dan kehilangan pekerjaan. Semua disebabkan olehku yang memutuskan untuk membuka mulut."
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡