169 ㅡ Daripada jalan, lebih baik lari.

Aku pernah berjalan, lalu memutuskan untuk berlari.

Saatnya kini aku sudah berjalan, maka kamu yang lari.

Salam hangat,

Senjakala.

168 ㅡ Jangan kecewa, lalu berhenti.

Jangan kecewa, kalau kalah.

Jangan berhenti, sebelum lari.

Salam hangat,

Senjakala.

167 ㅡ Setiap dari kita berarti.

Tidak perlu curiga pada orang lain, terlebih pada diri sendiri.

Ingat, bahwa setiap dari kita punya kelebihan yang berarti.

Salam hangat,

Senjakala.

166 ㅡ Ribuan liter air mata dalam ribuan purnama.

Ribuan liter air mata telah basahi pipi untuk lunasi perih di hati.

Ribuan purnama telah aku perjuangkan untuk jadi seseorang yang bahagia.

Salam hangat,

Senjakala.

165 ㅡ Bersyukur telah tumbuh jadi pribadi yang kuat.

Perjalanan hidup yang aku lalui hingga kini tidak seindah negeri dongeng.

Oleh karena itu, aku bersyukur tumbuh jadi pribadi yang tidak cengeng.

Salam hangat,

Senjakala.

164 ㅡ Hanya fana.

Pada akhirnya, semua hanya fana.

Jadi, tidak perlu terlalu mencoba.

Salam hangat,

Senjakala.

163 ㅡ Sepi yang sebenarnya tidak keji.

Aku bersyukur pernah melewati banyak hal keji,

sebab kini aku mampu mencari jalan walau sepi.

Salam hangat,

Senjakala.

162 ㅡ Berbeda itu artinya tidak sama.

Dilihat dari sisi mana pun, aku dan kamu tetap berbeda.

Jadi, perjuangan dan kebahagiaan juga tidak sama.

Salam hangat,

Senjakala.

161 ㅡ Untuk apa dibandingkan dan dipertimbangkan?

Hanya minta padamu, jangan dibandingkan.

Apa pun itu, jangan dipertimbangkan.

Salam hangat,

Senjakala.

160 ㅡ Terima kasih telah berjuang.

Seandainya jalan berliku tidak berhasil aku lewati,

mungkin sampai kini aku belum temukan jati diri.

Salam hangat,

Senjakala.