Esem tipis yang menggoda pun terlukis apik pada kanvas roman. Tenang, figur mungil Senjakala belum sempat dipangku oleh Tenggara. Sekarang nona muda itu tengah bersibuk mencekoki Tenggara dengan sejumlah gelas kecil alkohol.
"Sudah, sudah," dan Tenggara mengangkat sebelah tangan yang tapaknya diarahkan ke depan. "Aku bisa mabuk bahkan sebelum memulai," imbuhnya sambil mempertontonkan senyuman miring yang lebih kentara terlihat macam binatang di mata Senjakala.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡