Minggu, September 20, 2020

008 ㅡ Lagian, aku tak pernah benar-benar menjadi bagian dalam kehidupanmu yang nyaman, bukan?

Aku tidak bisa menentukan akhir.
Bisa jadi, aku dan kamu tak memiliki akhir.
Berjalan berdampingan walau tak menentu di akhir.
Alangkah indahnya, aku dan kamu bersama menentukan akhir.

Mempertanyakan kebahagiaanku, mereka tertawa bagai aku tidak berarti, karena tak ada siapa pun di sisi yang ingin berbagi kasih. Suatu hari nanti, kamu akan bertemu dengan pemuja yang sesungguhnya, kata mereka. Menjadikanmu putri, tak peduli bagaimana, siapa, apa, dan di mana. Nanti, suatu hari nanti, bukan sekarang, gadis malang. Untuk kali ini, bersabar menunggu yang terkasih datang, hingga nanti mendapatkan dia yang menyuarakan isi hati dengan lantang: hanya kau satu-satunya penguasa hati.

Aku menantikan kehadiranmu di dalam kediamanku yang terasa semu. Sudah lama aku berhenti merasa. Kuputuskan untuk berhenti menciptakan mimpi yang kuanggap nyata demi membahagiakan hati. Saat kamu datang, aku tertantang; membuatku mulai ingin dan berani melihat masa depan yang terbentang memanggilku terbang untuk bertemu dengan titik terang. Sungguh, aku tidak pernah ingin menyelipkan harapan, tetapi entah mengapa, aku selalu menjadikanmu angan.

Bukan salahmu, pun juga bukan masalahmu. Aku yang kalah, mengalah karena lelah sudah terlalu mudah memberi. Maka dari itu, aku akan menjaga hati ini seorang diri. Tidak perlu takut, aku tak akan menyikut, dan membuatmu ikut tenggelam dalam laut kelam nan dalam yang kuciptakan untuk bersembunyi.

Kubiarkan kamu pergi, membawa hati yang tak sepenuhnya pernah kumiliki.

Kubiarkan engkau berjalan, lagian, aku tak pernah benar-benar menjadi bagian dalam kehidupanmu yang nyaman, bukan?

Salam hangat,
Senjakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡