Minggu, Maret 28, 2021

197 ㅡ Tawa atau air mata?

Teruntuk Senjakala (2030),

Apa yang kamu lihat dari potret ini? Tawa atau air mata?

Meski itu adalah potret diriku sendiri, sampai hari ini tak aku temukan jawaban yang mampu kuatkan kaki. Sebab itu, aku butuh jawabanmu. Tolong, bantu aku untuk berjalan lagi.

Sejak kapan kamu merasa sakit?
Sejak kapan kamu merasa tak bisa bangkit?
Sejak kapan kamu tak mampu berdiri?
Sejak kapan kamu tak berani berlari?

Kamu mungkin belum sadar, tapi aku tahu, kamu sudah menyerah.

Satu per satu persona yang pernah bawa anganmu melambung tinggi, pergi begitu saja tanpa pamit. Satu per satu dari mereka yang sempat miliki hatimu, kini hanya menjadi memori kelabu yang buat masa depanmu abu-abu. Jangan menyerah, aku.

Aku, kamu, kita adalah satu. Aku tahu betul seberapa perihnya luka itu, seberapa dalamnya kamu tenggelam, dan seberapa inginnya kamu bangkit untuk melawan kenyataan pahit. Oleh karena itu, “Jangan pernah menyerah.” Kamu bisa.

Coba lihat sekeliling. Kamu lebih bahagia, meski tak punya segalanya, tapi kamu pantas bangga, sebab kamu bisa lakukan banyak hal dengan tawa, walau hati berlinang air mata. Semua itu hadiah dari Yang Maha Kuasa. Beliau ciptakan kamu penuh cinta.

Mungkin kamu tidak sempurna, tapi aku tahu, kamu apa adanya. Kamu berikan kebahagiaan lewat cara yang tak biasa. Kepada orang lain, kamu hargai keberadaan mereka dengan memperlakukan mereka penuh hormat. Kepada dunia, kamu balas segala rintangan dengan semangat.

Aku bantu kamu jawab segala hal yang jadi kecemasanmu. Kamu selalu pantas dicintai. Kamu selalu punya kekuatan untuk bergerak maju. Kamu lebih dari apa yang kamu pikirkan. Kamu bisa. Kamu kini telah mampu beri ruang untuk perasaan.

Kamu tak sedang menangis.
Kamu sedang nikmati setiap rindu yang buat nyanyianmu semakin merdu.
Kamu tak rapuh, malah aku tahu kamu bergerak maju.
Kamu tak jatuh, hati bantu kamu buat lapisan baru, supaya tak ada yang masuk.

Jadi, aku perbolehkan kamu beri ruang untuk mereka yang datang. Jangan sampai beri peluang yang hanya buat kamu tak bisa pulang, sebab rumahmu bukan ada pada mereka yang masih mengambang. Rumahmu bukan untuk orang yang hanya ambil peluang.

Rumahmu ada pada dia yang berani simpan rindu setengah mati, hingga hari berganti di kemudian hari, namun tetap berani sampaikan “ini aku” seperti kamu adalah obat sepi yang beri dia alasan untuk berhenti lari. Temukan dia, maka kamu akan bahagia.

Jikalau sekarang belum kamu temukan, jangan pernah pertanyakan alasan kamu ada.

Kamu ada, untuk bahagia.
Kamu ada, bukan untuk dia semata.
Kamu ada, sebab kamu adalah jiwa yang sah berada di dunia.
Kamu apa adanya.

Kamu akan baik-baik saja. Ingat, kamu tidak sedang jatuhkan air mata. Kamu tidak sedang bantu dunia curahkan hujan ke dunia, tetapi kamu sedang bantu bulan sabit beri terang bagi kehidupan insan tersayang. Itu senyuman, bukan kegagalan.

Kala kamu jatuh dan merasa rapuh, ada aku yang akan setia menemanimu. Akan aku genggam tanganmu hingga akhir waktu. Senjakala, kamu hebat, bisa selalu sematkan senyuman dan beri rasa aman bagi mereka yang hanya lalu-lalang. Kamu yang terbaik.

Dari Senjakala (2020).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡