Untaian kata darimu terdengar begitu lembut di telingaku. Barangkali karena kita sedang sedekat ini. Barangkali karena kita sedang berada di kasur yang sama. Barangkali karena aku terlampau nyaman dengan tiap-tiap momen yang kita ciptakan bersama. Perasaan yang luar biasa, sungguh.
Baru saja hendak balas dengan beberapa kalimat saat kamu ceritakan soal kawan-kawan barumu itu, cubitan mendarat mulus pada pipiku. Kali ini aku berikan reaksi kesakitan, sebab berpura-pura sedikit supaya kamu gembira? Iya, tidak ada salahnya bermain-main sejenak.
Namun, usai itu aku terkekeh pelan lagi. Sekarang aku yang mengusap dan mencubit pelan pipimu. Tentu, tidak akan buat sakit, melainkan rasa sayang, mungkin. Barulah kini aku tatap kedua netramu lamat-lamat seraya vokalkan isi hati, "Jangan sampai kamu terjebak dalam hal-hal di luar kemampuanku. Baik-baik jaga diri kamu kalau aku tidak ada. Kamu harus ingat, selama kaki kamu belum sembuh, kamu jadi prioritas dan tanggung jawabku."
Aku merasa pipiku menghangat setelah sampaikan itu. Semoga tidak ada rona kemerahan di kedua pipiku. Kalaupun ada, aku mohon; jangan sampai kelihatan olehmu, meski rasanya mustahil betul.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡