Jumat, November 12, 2021

426 ㅡ Meraki: Sampai jumpa lagi.

Bagai lupa bagaimana cara bicara, aku mematung di tempat dengan leher tercekat dan lidah yang sudah sedari tadi kelu. Aku kehabisan aksara untuk aku rangkai menjadi pinta-pinta lain.

Bukan hanya tanganku yang genggam tanganmu, tapi aku berusaha genggam hatimu juga. Meski begitu, bisa aku rasakan kamu enggan berikan aku waktu untuk berusaha genggam hatimu. Rasa janggal yang meluap-luap buat aku sama sekali tidak mau kamu pergi tinggalkan aku walau kamu katakan akan kembali. Entah mengapa, aku temukan nada dusta di sana. 

Barangkali aku egois. Iya, aku putuskan menjadi egois demi kamu.

Aku bahkan tidak mampu balaskan ucapan sampai jumpa dengan jaga dirimu baik-baik, atau jaga kesehatanmu, atau jangan lupakan aku, atau apa pun.

Aku tidak tahu; ini karena kamu tidak beri aku kesempatan itu, atau memang akulah yang kalah dari keberanianku sendiri. Aku yang sejatinya tidak pernah diberikan ruang untuk bahagia satu kali pun.

Hanya dengan satu tarikan, tanganmu terlepas dari genggamanku. Runtuhlah sudah semestaku. Aku hanya mampu pandangi lantai kamarku dengan tatapan nanar. Kosong, tidak ada cahaya apa pun di sana. Hanya tersisa kamarku yang sudah berisikan aroma tubuhmu, seprai putih yang tidak beraturan karena pernah ada kamu di atasnya, dan air jeruk manis yang tidak akan pernah semanis dulu.

Aku sedih.

Seperempat bagian dari kesedihan ini memang karena aku yang terluka akibat sudah bersikeras meminta kamu tinggal di saat kita bukan apa-apa. Aku bukan siapa-siapa. Iya, dan sepenuhnya aku katakan; aku terluka karena diriku sendiri. 

Satu, dua, tiga tarikan napas aku ambil dan aku loloskan bersama rintik air yang basahi pelupuk mataku. Biar aku jadi cengeng untuk sejenak saja usai kamu lenyap dari pandanganku.

Aku kepalkan kedua tangan; berpegang pada asa, barangkali besok kamu benar kembali. Pada akhirnya, di sela-sela hujan deras yang tiba-tiba guyur ruangan kamarku, aku titipkan harapan dan selipkan namamu di dalam doa.

"Sampai jumpa lagi." Lirih, aku bergumam dalam satu tarikan napas. "Aku harap semua akan baik-baik saja."

Salam hangat,
Senjakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡