Aku selalu percaya, adakalanya aku perlu memperjuangkan sesuatu yang aku rasa berharga agar aku bisa menjadi lebih bahagia. Aku pula percaya, kalau hari di mana aku diperkenankan untuk bahagia akan lekas datang. Semua pikiran ini mendadak hadir dalam benak saat sepasang iris jelagaku bertemu dengan milikmu. Bahkan kini saat kamu lolos dari rengkuhanku dan berpindah posisi, aku masih enggan melepas pandanganku. Aku masih mau perhatikan tiap-tiap sisi wajahmu.
Ketika pipiku kamu tangkup, aku merasakan getaran lain dalam dadaku. Getaran yang membuat jantungku berpacu begitu cepat. Getaran yang tidak biasa. Getaran yang buat aku teramat nyaman. Maka aku pejamkan netraku pula saat ranumku bertemu dengan milikmu.
Iya, tidak ada penolakan datang dariku. Malah yang ada adalah keinginan untuk membalas kecupan yang kamu hadiahkan untukku. Bersama dengan kepala yang mendongak sedikit, aku biarkan ranumku buahkan balasan berupa kecupan dan lumatan pada sepasang bilah ranum milikmu; perlahan, dengan begitu lembut.
Inilah jawabanku atas harapan yang kamu sampaikan barusan. Jangan, jangan kira aku akan membencimu karena sudah melakukan ini. Kalaupun suatu hari nanti kita bisa saja saling membenci, aku harap bukan karena ini. Aku harap juga bukan karena kita hendak saling melindungi.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡