Sabtu, April 24, 2021

224 ㅡ Yang putus, kandas?

Yang putus, kandas.
Katanya.

Ketika lama sudah tak pernah bersua,
kini kembali dipertemukan semesta di ruang yang sama.

Aku belum benar-benar lupa,
masih berpura-pura lupa.

Hai, apa kabar? Lama tidak berjumpa. Bagaimana keadaanmu di sana? Sudahkah kamu temukan aku yang baru? Atau kamu masih mencari seseorang yang bisa gantikan aku di dalam hidupmu.

Klise.

Tidak, bukan itu yang aku katakan saat setelah sekian lama, akhirnya kami berjumpa lagi. Aku hanya terdiam, takut salah bicara. Aku hanya membisu, takut kata rindu meluap di luar kemampuanku. Jadi, tak ada satu pun kata salam yang aku ucapkan saat kami kembali dipertemukan oleh semesta di ruang yang sama.

Lucu, ya. Selama ini aku berusaha menyibukkan diri, berharap tidak perlu lagi tahu soal apa pun tentang kenangan dan patah sepatah-patahnya yang pernah aku rasakan. Aku berusaha menguatkan diri dengan melupa yang tidak benar-benar aku lakukan, tapi semesta hancurkan benteng pertahananku dengan begitu mudah. Seketika kepercayaan diri untuk melangkah pergi, terhenti karena memori masa lalu kembali merengkuhku.

Aku tidak tahu, dan sesungguhnya tidak perlu tahu tentang diriku di dalam hatinya, karena cerita kami sudah usai. Tapi satu hal yang aku tahu, perasaan ini sungguh di luar logika. Aku tidak mengerti arti rencana semesta yang begitu di luar dugaan. Benteng pertahananku hancur, dan sekarang aku tidak tahu harus berjalan ke mana.

Salam hangat,
Senjakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡