Teruntuk Senjakala (2031),
Ada hari seperti ini: hari saat aku merasa seluruh dunia bergerak dengan sibuk kecuali diriku.
Kenapa? Sebenarnya, waktu kecil juga begitu, 'kan?
Ketika Ibu sedang mengobrol seru dan tertawa terbahak-bahak dengan ibu-ibu lainnya di lingkungan tempat tinggal, aku penasaran ada hal seru apa yang terjadi, lalu aku pun mendekat dan ikut bergabung. Namun, setiap kali aku melakukan itu, Ibu selalu berkata, "Kamu ke sana aja dulu, ya. Anak kecil tidak perlu tahu," sambil menyuruh aku pergi menjauh.
Apa kamu ingat?
Saat ini, aku bukan anak kecil lagi. Tidak ada lagi banyak hal yang aku tidak perlu tahu. Namun, terkadang ada saatnya aku merasakan perasaan di masa kecil itu. Perasaan yang terkadang membuat aku merasa dunia ini memisahkan aku dengan orang-orang di sekelilingku. Perasaan yang terkadang membuat aku kecewa pada diriku sendiri.
Seperti setelah melewati hari yang berat dan melelahkan, aku menekan nomor telepon yang ada di ponsel, karena ingin mendengar suara seseorang. Namun, semua nomor yang aku hubungi sedang sibuk. Atau seperti waktu makan malam di akhir pekan yang terasa sangat sepi, tetapi tak ada satu orang pun yang bisa aku ajak makan makanan hangat bersama.
Kamu, dia, dan mereka, apa yang membuat kalian semua begitu sibuk hingga tak ada ruang bagiku untuk ikut ambil bagian di dalamnya? Padahal hariku terasa sangat membosankan.
Aku mengambang dalam keseharian yang bagaikan lautan, sementara orang lain terbang seperti burung. Terbang ke tempat yang jauh di sana. Ke tempat yang tak bisa aku raih.
Terkadang aku mengalami malam saat aku pun tidak bisa menguasai diriku sendiri. Ada hari-hari tertentu saat aku sendiri pun tak mengerti mengapa sekarang aku sedih, atau mengapa perasaanku sangat tidak menyenangkan.
Pada malam seperti itu, aku menggali tanah sampai dasar dan memasang tenda di dasarnya. Aku memilih untuk menempati dasar, sebab tak ada setitik cahaya pun yang bisa menembus masuk.
Semua ini salah wajah lain dari diriku yang tersembunyi di dalam sana. Mengapa tidak ada seorang pun yang memelukku? Mengapa aku sendiri pun tidak bisa merangkul diriku sendiri?
Dari Senjakala (2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡