Senjakala, dan ilusi perangai ...
yang serupa pejuang masa kini, sebab terus-menerus berlari walau sepi acapkali buat wujudkan mimpi terasa amat jauh di ujung luka. Beberapa kali mampu ditemukan ia umbar senyuman penuh arti yang buat para penerima secara gamblang bertanya-tanya; apakah benar si jelita personifikasi cahaya ini sedang bersenang hati? Ataukah sedang bersembunyi di balik segudang lara yang buat ranum terpaksa ucapkan serangkai kalimat sukacita semata? Entah, tidak akan mampu kamu temukan jawaban, sekalipun kamu lihat perubahan cuaca di bola matanya. Pandai lakoni peran ciptakan ketidakseimbangan yang barangkali kasatmata. Kendati demikian, ia tetaplah serius pada apa yang mereka katakan ihwal menjalani hidup sebaik-baiknya. Sepenuh hati, laksana nadi yang senantiasa ikuti ke mana pun debaran jantung dan deru napas berlari, ia lewati hari demi hari dengan percaya diri, meski adakalanya luka yang ditinggalkan para pecundang semesta kembali perih, oleh sebab belum sembuh seutuhnya.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡