Senjakala, dan eksemplar naskah ...
yang usang. Ia berdiri di atas kaki sendiri demi mencari jati diri, juga keluarga paling berarti. Seorang pecundang semesta yang dahulu pernah isi relung hati sudah sejak lama tinggalkan rumah tanpa alasan. Sepucuk surat pun tidak ditempatkan di lokasi persembunyian, barangkali memang sengaja sulut api dalam diri si gadis pelita yang dikira selalu mampu bertahan. Kehilangan harta satu-satunya yang tersisa dalam hidup setelah kepergian semua insan yang dicintai buat gadis ini berkelana ke sana kemari. Secercah cahaya dibiarkan mampir bersama sepasang tungkai ringkih yang berlarian dengan satu tujuan pasti, yaitu untuk temukan segala jejak kaki yang diciptakan sepatu pecundang itu.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡