Sungguh, aku berniat istirahat. Padahal aku sudah pejamkan kedua mata; bermaksud menenangkan diri sambil tunggu panggilan baru atau pesan lagi darimu. Namun, ternyata aku masih ketar-ketir; kebingungan akan apa yang sedang kamu lakukan saat ini.
Banyak pertanyaan mengisi kepala dan relung hatiku. Ketimbang pikirkan hal yang bukan-bukan, aku lebih khawatir sesuatu terjadi padamu saat aku tidak ada di sampingmu. Maka dari itu, dari posisi berbaring, kini aku duduk di atas kasurku dengan netra tidak lepas pandangi gawaiku yang layarnya tidak juga bersinar walau sudah lewat beberapa menit.
Aku mulai curiga sesuatu terjadi. Aku berniat kirimkan pesan padamu. Aku tidak peduli kalau kamu anggap aku terlampau berlebihan. Ah, tapi baru saja aku hendak mengetik sesuatu, pesanmu lewat aplikasi WhatsApp muncul duluan.
Hah?
Oke, sebentar.
Kepalaku, jangan bodoh untuk saat ini. Mengerti? Mengerti. Tanpa balas lebih dahulu, aku buru-buru beranjak dari kasur, keluar kamar, buka pintu depan rumah, dan berakhir buka pagar utama.
Aku temukan kamu ada di depan mataku. Sejenak aku mengerjapkan mata beberapa kali, sebab bisa saja kamu hilang setelah aku buka mata, tapi tidak begitu konsepnya. Kamu masih di sana.
Aku panggil kamu pelan sebelum tanpa sadar aku menarikmu ke dalam pelukan.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡