Senjakala, dan rasa yang tumpah ...
dan suarakan: Kembalilah. Hei, tidak usah sembunyi lagi. Jika kamu kehendaki trofi, aku akan senantiasa beri. Seluruh singgasana dan istana pasir akan nyata kuberikan teruntuk dirimu seorang. Maka dari itu, berhentilah berlari. Aku dan kaki sudah tidak lagi berkawan baik. Sebab niatku sudah berpaling, berulang kali usahakan untuk sudahi pencarian ini, tetapi sepasang tungkai masih ragu untuk berhenti. Mereka khawatir, barangkali hari bahagia yang mengakhiri penantian panjang akan datang; kamu benar-benar singgah di depan mata. Aku pula ketar-ketir setiap hari. Dengan sayap tidak sempurna ini, dapatkah kamu maklum jika aku tidak mampu rengkuh dirimu seerat-eratnya sekembalinya kamu nanti?
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡