Selasa, Januari 05, 2021

115 ㅡ Jika ada mesin waktu yang diberikan cuma-cuma oleh semesta.

Jika ada mesin waktu yang diberikan cuma-cuma oleh semesta,
kamu ingin minta apa?

Seolah semesta belum cukup memberikan banyak batu yang buat pilu,
resah dan gelisah lagi-lagi menjadi rasa yang tak kunjung tuntas.

Tidak tahu, aku hanya ingin hidup.

Sebuah pertanyaan membuat aku termenung. Aku pernah memikirkan soal ini, tetapi jawabanku kala itu hanya satu, yaitu aku ingin merasakan semua suka dan lara sekali lagi. Tetapi entah mengapa, rasanya kali ini aku tidak akan memberikan jawaban yang sama. Walaupun pertanyaan diawali dengan jika, aku tetap memikirkan jawaban itu semampuku.

Dulu aku sering berharap semesta bisa beri aku kesempatan untuk kembali ke masa lalu. Bukan untuk menyesali segala sesuatu yang terjadi, tetapi untuk melihat bagaimana diriku saat itu. Bagaimana aku yang dulu hanya bisa mengeluh tanpa pernah patuh pada pelajaran semesta. Bagaimana aku yang dulu hanya bisa menangis tanpa pernah belajar untuk menerima rahasia di balik air mata. Bagaimana aku yang dulu hanya bisa marah tanpa pernah tahu arah perjalanan hidupku yang sesungguhnya. Bagaimana aku bahagia hanya di saat aku dapat pelajaran berharga yang mengundang tawa. Bagaimana aku bersyukur hanya ketika aku dapat semua yang aku inginkan.

Aku rindu masa-masa itu. Aku rindu saat aku tidak perlu banyak berpikir. Aku rindu saat aku tidak perlu menentukan masa depan. Aku rindu saat aku mencintai, tandanya aku memang cinta. Aku rindu saat aku perhatian, tandanya aku tidak berharap kembali. Aku rindu saat aku minta maaf, tandanya aku benar-benar merasa bersalah. Aku rindu saat aku berterima kasih tanpa perlu memikirkan harus beri apa lagi.  Aku rindu banyak hal yang saat ini hanya menjadi memori.

Apabila aku diperbolehkan untuk memutar kembali waktu, rasanya aku tidak akan melangkah dari tempat di mana aku berdiri sekarang ini. Aku tidak akan mau merasakan suka dan lara sekali lagi. Banyak suka yang datang setelah lara yang hadir duluan, tetapi aku yakin, bahwa aku tidak akan mengambil langkah mundur untuk melihat diriku yang dulu. Aku biarkan semua itu menjadi pelajaran yang menguatkan dan mendewasakan aku. Sebab kamu tahu, semesta tidak akan pernah beri kamu kesempatan untuk mengembalikan semua yang sudah terjadi. Semesta tidak akan beri kamu mesin waktu secara cuma-cuma.

Salam hangat,
Senjakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡