Bintang.
Iya.
Jika kamu punya sayap,
kamu ingin terbang ke mana?
Langit.
(Langit, 2021.)
Kisah ini tentang puan bernama Bintang dan dirinya yang selalu menjadi versi terbaik setiap bersama Langit. Adalah Langit, taruna tampan dan bersahaja walau terkadang mudah jatuh, yang bertanya perihal ingin terbang ke mana apabila Bintang punya sayap. Adalah Langit, yang penasaran dengan isi kepala Bintang. Adalah Langit, yang selalu berusaha memahami cara berpikir seorang Bintang yang tidak mudah ditebak.
Kali ini tidak ada yang perlu diberikan suntikan semangat, karena keduanya dalam keadaan baik. Bahkan sangat baik. Energi positif menyelimuti, sebab sedang berada di titik tertinggi. Jika kemarin Langit berada di titik terendah, maka dapat dikatakan, bahwa kata-kata penyemangat Bintang berhasil menyentuh hati Langit hingga membangunkan jiwa kebahagiaan yang terlelap dalam raga sang taruna.
Heran, perempatan imajiner berhasil terbentuk di dahi Bintang. Tak lupa ia berikan tatapan penuh kekhawatiran kepada taruna yang berada di hadapannya. Bintang takut Langit sakit, sebab tidak biasanya taruna itu tertarik pada kata jika yang dianggap begitu tabu. Namun, belum sempat Bintang buka suara, Langit mulai bermonolog.
Bintang,
langit memang berkontribusi untuk indahnya kanvas panorama.
Bintang,
langit memang bisa perlihatkan goresan tinta berwarna yang indah.
Bintang,
langit memang bisa meneduhkan, tetapi bisa juga menakutkan.
Bintang,
langit memang paling tahu caranya membuat kita berharap.
Bintang,
langit memang paham arti dari sebuah perjuangan.
Bintang,
aku paham alasan kamu ingin terbang ke sana.
Tidak, Langit.
Kamu tidak sepenuhnya paham.
Meski begitu, terima kasih, ya.
Terima kasih karena sudah berusaha untuk memahami isi kepalaku.
Sebenarnya,
aku tidak ingin terbang ke langit.
Aku ingin Langit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡