Kamis, Januari 14, 2021

124 ㅡ Yang bahagia, selamanya.

Yang bahagia, selamanya.
Katanya.

Ketika tak ada dengki saat melihat semesta bahagia,
sebab tahu betul akan ada saatnya setiap hari hanya tertawa.

Aku aminkan semua dari kita bisa berbahagia.

Jujur, tak pernah ada rasa dengki yang hampiri setiap melihat senyuman lebar di wajah sahabat-sahabat semesta. Jujur, tak pernah ada rasa iri yang hampiri setiap ada yang bercerita perihal kebahagiaan menyeluruh dirasakan batin. Jujur, tak pernah ada rasa ingin memiliki sesuatu yang bukan milikku. Semua itu karena aku tahu, semuanya yang ada di dunia ini fana. Semua bahagia tidak ada yang selamanya. Semua luka pun hanya sementara. Oleh karena itu, aku selalu berharap diberikan bahagia seadanya dan luka sesuai porsinya. 

Sebab dalam satu minggu bisa dua kali saling tinggikan suara, dari situ aku tahu bahwa tidak ada bahagia yang selamanya. Lalu beberapa hari kemudian akan ada potret saling sayang dengan entah apa yang dijadikan alasan untuk melakukan itu, tetapi aku jadi paham bahwa setiap luka yang dirasa hanya sementara saja. Di bawah atap ini, aku banyak belajar perihal yang tidak pernah aku bayangkan bisa aku lihat dan aku rasa di luar sangkar emas ini. Aku tidak tahu bagaimana dengan atapmu, tetapi begitulah atapku yang dari bentuknya terlihat kokoh, tetapi nyatanya banyak tambalan yang tak kasatmata. 

Walaupun rasanya tak mungkin ada bahagia yang selamanya, aku tetap masih berharap setidaknya ada satu hal yang bisa buat aku bahagia barang sejenak. Aku bahagia karena masih diperbolehkan bernapas hari ini. Aku bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk terus mencari arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Aku tidak akan hancur. Aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan melewati segala ujian dengan keras kepala. Aku akan merekatkan hatiku yang sempat pecah hingga bisa menjadi satu lagi. 

Apakah aku diperbolehkan untuk tidak ingin peduli pada hati orang lain untuk beberapa saat saja? Apakah aku diperbolehkan untuk hanya peduli pada hatiku saja? Apakah aku diperbolehkan untuk hanya melihat masa depanku saja? Sebentar, hanya sejenak saja. Aku hanya ingin bisa bernapas lega tanpa mendengar tuntutan dari segala sisi yang hanya mengundang luka di hati. Aku tidak ingin menyerah pada hidup. Sebagai sebagian kecil penghuni semesta, aku masih ingin bermimpi untuk menjadikan dunia ini tempat yang indah untuk ditinggali.

Aku masih ingin mencari bahagia yang selamanya. Jika kamu sudah dapatkan itu, ucapkan terima kasih untuk hatimu yang sudah berusaha keras untuk dapatkan kebahagiaan itu. Jika kamu sudah berhasil sembuh dari segala luka, ucapkan terima kasih untuk jiwamu yang sudah berjuang demi wujudkan mimpimu. Jika kamu belum rasakan semua itu, tenang saja, sebab perjalananmu masih panjang. Meski bahagiamu belum selamanya, kumpulkan semua serpihan cinta yang kamu punya, dan dekap mereka dengan erat, maka kamu akan merasa penuh. 

Selamanya itu waktu yang lama. Setiap ada satu hal yang bisa buat kamu tersenyum, syukuri itu. Setiap ada satu hal yang buat kamu bersedih, syukuri itu. Setiap ada satu hal yang melukaimu, syukuri itu. Itu semua adalah bentuk cinta semesta untukmu. Bahagialah di setiap situasi, tetapi jangan lupakan kenyataan bahwa kamu juga manusia. Kamu juga punya rasa. Kamu bisa terluka, tetapi jangan pernah lupa bahwa kamu pun pantas untuk bahagia selamanya.

Salam hangat,
Senjakala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡