Jika hatimu yang retak bisa kamu rekat lagi,
kamu ingin hati mana yang melekat?
Seolah punya banyak hati,
kali ini sombongkan diri.
Merakit hati yang pernah sakit.
Hatiku hanya satu. Hanya bagiannya saja yang berbeda. Ada yang pernah cinta. Ada yang pernah luka. Ada yang pernah terbakar api. Ada yang pernah terguyur hujan. Ada yang pernah terkena panas matahari. Ada yang pernah terbawa angin. Ada yang pernah hancur hingga melebur. Ada yang pernah kabur. Ada yang pernah kecewa. Ada yang pernah putus asa. Ada yang pernah terbuka hanya untuk yang ingin mampir. Ada yang pernah bangun benteng pertahanan. Rasanya terlalu banyak, jika harus dituliskan semua di sini. Walau begitu, setidaknya bagian-bagian hati yang penting sudah aku sebut.
Pernah ditinggalkan, tidak membuatku ingin meninggalkan. Pernah dikecewakan, tidak membuatku ingin mengecewakan. Pernah dihancurkan, tidak membuatku ingin menghancurkan. Pernah putus asa, bukan berarti aku berhenti percaya pada asa yang aku punya. Aku pernah mengalami kesedihan yang buat ragaku bergetar dan hatiku getir tak keruan. Aku pernah terluka hingga aku tak berani lagi mencoba segalanya yang ada. Aku pernah lupa bagaimana caranya bahagia. Aku pernah patah yang berulang kali buat aku tidak percaya cinta. Aku pernah jatuh sejatuh-jatuhnya dan hancur sehancur-hancurnya. Tetapi kamu tahu, karena aku begitu mencintai serpihan hati yang berserakan, aku mendekap mereka dengan erat.
Aku merasa perlu untuk menerima segala perasaan yang tak melulu soal cinta luar biasa. Aku merasa perlu ditempa semesta dengan asa yang putus sebelum pantas ciptakan cinta yang tulus. Aku merasa aku perlu dipermainkan semesta hingga aku sadar, bahwa aku pantas bahagia. Semua yang aku terima adalah pelajaran berharga. Aku tidak bisa membayangkan diriku saat ini, jika aku tidak pernah rasakan segala nelangsa yang pernah membuat hatiku retak. Mungkin aku masih menjadi diriku yang tidak sebahagia sekarang. Aku mungkin bahagia, tetapi tidak seutuhnya.
Oleh karena itu, aku bersyukur karena hatiku pernah retak hingga hancur berserakan. Namun, jika ditanya hati retak mana yang ingin aku rekatkan lagi, jawabanku hanya satu. Aku ingin merakit hati yang pernah sakit. Karena kamu tahu, hati yang pernah merasakan pahit adalah hati yang bisa bertahan saat dihujani air mata, dihancurkan nelangsa, dan dipermainkan semesta. Hati seperti itu yang kuat. Hati seperti itu yang mampu bangkit. Jadi, apabila hatimu sama atau menyerupai milikku, jangan ragu untuk merakit kembali hatimu. Sakit itu juga rasa. Pahit itu juga rasa. Sama seperti bahagia.
Bila hatimu retak, rekatkanlah.
Bila hatimu sakit, rakitlah.
Salam hangat,Senjakala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca tulisanku ♡